Mediapublik.com : Banjarmasin Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan lonjakan harga elpiji 3 kilogram. Delapan pangkalan telah diperiksa, dan ditemukan adanya sejumlah kendala dalam proses distribusi yang menjadi penyebab utama situasi ini.
Kepala Disperdagin Banjarmasin, Ichrom Muftezar, menjelaskan bahwa pihaknya langsung turun ke lapangan menyusul lonjakan harga gas melon yang mencapai Rp40 ribu per tabung. Dalam pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya keterlambatan pengiriman dari pihak Pertamina.
“Beberapa pangkalan mengeluhkan keterlambatan distribusi dari Pertamina, dan sebagian lainnya menyatakan hanya melayani warga di wilayah kelurahan masing-masing,” ujar Muftezar, Rabu (2/7/2025).
Disperdagin kini tengah memperluas pemantauan ke wilayah lain yang juga terdampak, serta menjalin koordinasi intensif dengan Pertamina dan Hiswana Migas. Tujuannya untuk menstabilkan harga dan memastikan pasokan tetap tersedia di masyarakat.
“Untuk pangkalan, HET (Harga Eceran Tertinggi) sudah ditetapkan sebesar Rp18.500 per tabung. Kami sedang mengkaji kemungkinan pemerintah daerah membuat regulasi untuk mengatur harga jual di tingkat pengecer,” tambahnya.
Menurut Muftezar, saat ini belum ada ketentuan resmi terkait harga jual elpiji di pengecer. Oleh karena itu, pihaknya berencana menyusun aturan yang bisa melindungi masyarakat dari praktik harga yang terlalu tinggi.
“Kami sedang konsultasi dengan bagian hukum dan stakeholder terkait. Meski belum ada aturan khusus, kami berharap pengecer tetap bisa menjual dengan harga yang wajar dan tidak memberatkan warga,” ucapnya.
Sebagai langkah konkret, Disperdagin juga akan menggelar operasi pasar elpiji 3 kilogram, yang akan digabung dengan kegiatan pasar murah di 52 kelurahan se-Banjarmasin hingga akhir Juli 2025.
“Komoditas elpiji 3 kilogram akan kami hadirkan dalam pasar murah tersebut. Kami sudah koordinasi dengan bagian ekonomi dan bersurat ke Pertamina,” jelasnya.
Sementara itu, masyarakat mengeluhkan harga elpiji melon yang terus naik. Siti, pemilik warung makan di Banjarmasin, mengaku sudah satu bulan terakhir kesulitan mendapatkan elpiji dengan harga normal.
“Sudah sebulan ini harganya naik terus, sekarang Rp40 ribu per tabung. Tapi saya belum menaikkan harga jual makanan karena takut pelanggan kabur,” kata Siti.
Ia berharap harga elpiji segera kembali stabil agar tidak menambah beban pelaku usaha kecil di kota ini..(sumber Skls habar.com)
0 Komentar